Jumat, 26 Desember 2008

PENGERTIAN ILAH DAN LAILAHAILLALLAH

PENGERTIAN ILAH DAN LAILAHAILLALLAH

ILAH
Ilah dalam pengertian sehari-hari adalah tuhan.
Di dalam terminologi Al-Qur'an ilah berarti:

1. Mahbubun (yang dicintai). Mari kita simak Qs 2:165 :




"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mencintai mereka Allah ..."

Pada ayat ini disebutkan menyembah dikaitkan dengan mencintai. Jadi kalau seseorang mencintai sesuatu (dalam ayat disebutkan andada tandingan-tandingan) sejajar dengan cintanya kepada Allah berarti mereka menyembah tandingan-tandingan tersebut. Jadi sangat tegas ayat ini, jangankan mencintai sesuatu lebih dari cintanya kepada Allah, mensejajarkan cinta itu saja berakibat fatal. Apakah tandingan-tandingan itu? Mari kita simak penjelasannya di Qs 9:24




"Katakanlah: 'Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, istri istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan; perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai selain Allah dan RasulNya dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.' Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."

Jadi anak, bapak, ibu, saudara, istri/suami, bisnis, rumah dsb seperti disebutkan pada ayat diatas dapat menjadi ilah. Oleh karena itu Allah mengancam dengan keputusanNya... tunggulah tiba saatnya nanti. Betapa Maha Penyayang Allah, memberikan kesempatan kepada mahluknya yang mebelakanginya untuk tidak segera mendatangkan keputusanNya itu.

Sesuatu yang dicintai ini sangat penting, karena manusia sering terpeleset disini. Misalnya dia lebih mencintai bisnisnya, sehingga meninggalkan pensan-pesan Allah, melanggar syariatNya dsb. Kita dapat menulislah ilah-ilah lain seperti jabatan, kekuasaan, dsb.

Berdasarkan Qs 9:24 tersebut, tingkatan cinta seorang muslim sbb: 1) Allah 2) RasulNya (Nabi Muhammad SAW), 3) jihad baru yang lainnya. Kita tidak dilarang mencintai harta, istri, anak dll, tetapi cintanya harus dibawah cinta kita kepada Allah, RasulNya dan Jihad.

2. Matbu'un (sesuatu yang dikuuti)

Mengikuti sesuatu selain dari petunjuk Allah bisa dicap memiliki ilah selain Allah. Mari kita simak contohnya dalam Qs 25:43



"Terangkanlah kepadaku tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?"

Hawanafsu kalau selalu diikuti maka selalu menjurus ke yang negatif dan berdasarkan ayat diatas dia kalau seseorang selalu mengikuti hawanafsunya, maka hawanafsunya tersebut juga menjadi tuhannya.

Hawanafsu termasuk yang sangat sulit dikendalikan. Dalam kisah perang Badar, setelah perang usai, seorang sahabat Rasulullah berujar kira-kira "kita telah menyelesaikan perang besar", Rasulullah lalu bersabda yang kira-kira perang tersebut kecil, perang yang besar adalah perang melawan hawanafsu.

3. Marhabun (sesuatu yang ditakuti) simak diujung Qs 16:51


"Allah berfirman: 'Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."

Seorang muslim harus berani, tidak boleh takut kepada siapapun, kecuali Allah. Takut disini adalah takut Syar'i (takut dan terpaksa menjalankan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah karena sesuatu. Sesuatu bisa beratri manusia, jin atau mahluk lain). Takut tabi'i dibolehkan. Misalnya takut dengan anjing galak, takut dengan ular berbisa dll.

(Urusan takut ini pernah dibahas Akhi Riza Sajjad dulu, beberapa tahun yang lalu)

Taqwa dalam arti sempit dapat berarti takut. Takqwa kepada Allah bisa berarti luarbiasa takutnya kepada Allah, dilukiskan di Al-Qur'an (saya lupa surat dan ayatnya) dengan mendengarkan nama Allah hatinya bergetar karena takut. Dengan takut kepada Allah otomatis akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.


PENGERTIAN LAILAHAILALLAH


Mari kita mendalami pengertian Lailahailallah.

1. Allah sebagai Rab
Kajian allah sebagi Rab dimasukkan kedalam tauhid Rububiyyah.

a) Allah Sebagai Khalik (pencipta) Simak Qs 2:21



”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa"

kemudian Qs 51:56



"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku"
Mencipta adalah hak Allah lihat ujung Qs 7:54


"...mencipta dan memerintah hanyalah hak Allah. ..."

Yang memiliki kemampuan mencipta hanya Allah, taksatupun mahkluk diberi wewenang untuk mencipta. Yang bisa dilakukan makhluq hanya mengutak-atik yang telah ada, melakukan assembling. Kiranya suatu saat manusia dapat membuat makhluk hidup dengan mencampur berbagai bahan kimia, itupun hanya assembling, membuat dari yang ada. Hanya memberikan kondisi supaya terjadi kehidupan, sama halnya dengan manusia dapat memberikan kondisi kepada kematian. Allah dari yang tidak ada menjadi ada.
Lalu muncullah pengertian : LaaKhalika illallah, yang berarti tiada pencipta selain Allah. Jadi Laailaha illallah juga berarti LaaKhalika illallah.

b) Allah sebagai pemberi Rizki (Ar-Raaziq)
Ar-Raaziq berati juga penjamin, pemelihara sekaligus pemberi rizki. Simak Qs 2:22



"Dialah yang menjadikan bumi sebagi hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu ..."

selanjutnya simak pula Qs 17:30-31



"Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambNya."(30)



"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karean takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar."

Allah jamin rizki tiap-tiap mahluknya, siapa takut tidak dapat rizki, rizkinya akan sempit. Kita samasekali tidak boleh khawatir terhadap rizki yang diberikan Allah, tetapi kita tidak boleh berpangku tangan, diam menungguh hujan rizki dari langit, kita harus/diwajib kan berusaha, ikhtiar untuk mendapatkannya. Salah satu rizki yang jarang diperhitungkan manusia adalah oksigen. Pernahkah kita merenung rizki oksegen yang kita hirup setiap saat? bagaimana kalau penggunaan oksigen di charge? Coba anda hitung kita butuhkan oksigen kita 24 jam, lalu harga oksigen, kemudian hitung berapa uang yang harus dikeluarkan kalau oksigen kita beli setiap bulan? Tidakkah ikwan berpikir betapa rizki Allah diberikan tanpa menghitung-hitung. Coba renungkan lagi, renungkan dan renungkan.
Kecenderungan ketakutan untuk tidak memperoleh rizki ini kiranya banyak melanda kita, kita ragu-ragu bahkan mau-maunya manusia mencari yang tidak halal, termasuk korupsi yang sedang hangat didiskusikan. Kini orang takut pula punya anak lebih dari dua, takut rizkinya sempit, padalah Allah menjamin anak-anak itu lihat ayat diatas, tapi kita RAGU terhadap jaminan Allah ini, keraguan ini menunjukkan pengertian kita terhadap aqidah masih lemah. Apakah ikhwan RAGU terhadap jaminan ALLAH ? renungkanlah, lalu jika tidak saya ucapkan selamat, iman ikhwan telah tegar, bila jawabnya iya, berushalah meningkatkan iman, yakinlah kepada Allah sepenuh jiwa, hilangkan semua keraguan. Ingat iblis dan pasukannya menghancurkan pertahanan iman dari keraguan. Berdasarkan ini maka : Laaraziqa illallah (tiada pemberi rizki kecuali Allah). Jadi Laailaha illallah juga berarti Laaraziqa illallah.

c) Allah sebagai pemilik (Al-Malik)
Allah-lah yang memiliki langit dan bumi dan segala diantara keduanya. Al-Malik berarit juga rajadiraja. Kerajaan Allah meliputi langit dan bumi. Simak Firman Allah Qs 3:26-27.



"Katakallah : Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (26)



"Engkau masukkan malam ke dalam siang dan engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hdup. Dan Engkau beri rizki yang Engkau kehendaki tanpa hisab." (27)

Kedua ayat diatas menunjukkan Maha Kuasa Allah pemilik kerajaan, Dia dapat berbuat apa saja yang dia kehendaki, berkuasa mutlak. Jadi pada perinsipnya semuanya ini milik Allah, harta yang kita miliki pada hakekatnya adalah milik Allah yang dipinjamkan/amanat kepada kita, kelak akan ditanyai amanat itu.

Lalu dengan ini mulcullah: Laamailka illallah. (tiada pemilik kecuali Allah. Apa yang mau disombongkan Manusia, dia tak punya apa-apa, semuanya milik Allah. Inilah makna lain Laailaha illallah.


2) Allah sebagai Mulk (Raja di raja)
Kajian Allah sebagai Mulk disebut Tauhidul Mulkiyyah.
a) Allah sebagai Mulk (Raja di raja)
Mulk Raja-diraja dalam pengertian berkuasa penuh. Firman Allah Qs 114:2 (surat Annas) "Malikinnas"- Raja Manusia.


Kemudian perhatikan Qs 3:26 tsb. Allah adalah Raja di raja, tiada raja-diraja melainkan Allah. "Laamulka illallah" Karena Allah Raja-diraja maka Allah berkuasa mutlak, semua kejadian di alam yang fana ini atas izin Allah. Mu'jizat para nabi dan rasul, yang seolah-olah bertentangan dengan sunnatullah (kalau dilihat dari kacamata sunatullah yang kita kenal) terjadi karena izin Allah. Semua makhluk adalah hambanya. Manusia adalah hambanya yang paling mulia sekaligus paling bandel. Alangkah sombongnya manusia itu, sudah dikarunia kemulyaan eh menentang, petantang-petenteng, sombong, patutlah dia di tindak tegas oleh Allah. Tetapi Ada golongan manusia yang sangat mulia disisi Allah, dialah orang-orang yang bertaqwa.
Allah berkuasa memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan berkuasa pula mencabut kekuasaan dari siapa yang dia kehendaki. Allah berkuasa memuliakan siapa yang dia kehendaki, begitu pula menghinakannya. Berlindung pada Raja diraja (Allah) dengan kekuasaannya. La hawlawala quwwata illa billa.

b) Allah sebagai pelindung (Al-Waliy)
Allahlah pelindung dan penolong mahlukNya, mintalah perlindungan kepada Allah, niscaya Allah akan melindungi. Simak Qs 2:257



”Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindung mereka adalah syaitan yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. "Tidakkah ikhwan perhatikan bagaimana Allah melindungi sang bayi yang tidak memilik kekuatan apa-apa dengan kasih sayang dari orang tuanya? Kemudian muncul LaaWaliyya illallah - tiada pelindung selain Allah. Inilah makna lain dari Laailaha illallah.

c) Allah sebagai Hakam (yang membuat hukum)
Pengakuan Allah sebagi pembuat hukum harus diakui secara i'tiqadi. Allahlah yang berhak membuat hukum, hukum-hukum yang kita ikuti harus diturunkan dari hukum Allah sekali tidak diperkenankan menentang hukum Allah. Konsekuensi orang yang berhukum selain hukum Allah sangat berat. Simak Qs 5:44-50


"...Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (44)

”...Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim." (45)

"...Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik ." (47)

Lanjutkan baca dengan teliti Qs 5:44-50 tersebut. Qs 5:44-50 merupakan dalil bahwa satu-satunya hukum adalah hukum Allah. Benar-benar mengerikan kalau kita tidak berhukum selain hukum Allah, konsekuansinya bisa fasik, zalim ataupun kafir, mengerikan. Lalu dapat ditarik pengertian Laahakama illallah – Tiada pembuat hukum kecuali Allah. Lailaha illallah juga berarti Laahakima illallah.


3) Allah yang disembah (Ma'bud)
Kajian Allah sebagai yang disembah masuk kategori tauhid uluhiyyah.

a) Allah sebagai Ma'bud
Allahlah satu-satunya yang patut disembah. Simak Qs. 51:56

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." Ikrar

"Hanya kepadaMu-lah kami menyembah dan kepadaMu-lah kami mohon pertolongan." Qs 1:5 minimal diucapkan 17 kali sehari.

Kembali lagi Laama'buda illallah, tiada yang patut disembah atau diibadati kecuali Allah. Lailaha illallah juga berarti Laama'buda illallah. b. Allah sebagi tujuan (Al-Ghayah) Simak firman Allah Qs. 94:8

" Dan hanya kepada Allalah hendaknya kamu berharap (menempatkan tujuan)."

Allahlah tujuan kita, Allahu Ghayatuna. Lailaha illallah juga berarti Laaghayatu illallah. Bila Ikhwan ingin tahu lebih lanjut penjelasan Allahu Ghayatuna, lihatlah kalimat pertama ikrar Ikwanul Muslimin, baca penjelasannya.

Camkan pengertian Laailihaillah tersebut, anda sebagi mu'min harus benar-benar memahami ilmu Laailahaillallah, dan sadar betul konsekuensi ikrar laailahaillallah tersebut.

Rasulullah bersabda (direkord dalam Shahih Muslim) sbb:
" Man maata wahuwa ya'lamu an lailahailallah dakhalal jannah."
siapa yang meninggal memiliki ilmu tentang laailahaillallah dia akan masuk sorga.

Laailaha illallah membebaskan semua ketergantungan, kecuali hanya pada Allah.














THOGUT DAN PENGERTIAN LAAILAHAILLALLAH

Kalimat Laailahailallah merupakan kalimat yang amat-sangat penting didalam Islam. Kalimat ini memiliki pengertian yang sangat dalam dan pada prinsipnya memiliki kata penapikan (penolakan)
yaitu LAA-ILAHA yang berarti menolak semua ilah termasuk ilah-ilah yang disebutkan terdahulu (aqidah 1), penolakan ini dijelaskan pada Qs 2:256,




menolak thoghut (nanti akan dijelaskan apa itu thoghut). kata berikutnya adalah ILLALLAH yang berarti menerima Allah secara mutlak dengan kesadaran penuh (pengukuhan). Jadi harus diingkari dulu semua ilah kemudian diikuti dengan pengukuhan bahwa hanya Allahlah satu-satunya Tuhan.

Sebelum kita lebih jauh memahami Laailahaillallah, mari kita memahami apakah itu thaqhut. Thoqhut adalah tuhan-tuhan batil. Bentuk-bentuk thaqhut bermacam-macam. mari kita lihat satu-persatu.

1. Jin. Mari kita simak Qs 72:6

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."

Jin adalah mahluk ciptaan Allah yang dibuat dari Api. Jin ini sering disembah, diberi sesajian, ditakuti, padahal jin lebih rendah kedudukannya dari manusia. Di Tanah air sering kita dengar keris sakti (diisi jin) dan batu cincin sakti (juga didisi jin), karena "kesaktian tersebut (tipu daya jin) keris dan batu cincin diyakini dapat melindungi pemakainya, batu cincin dan keris menjadi taqhut.

2. Berhala, lihat Qs 7: 191 sampai dengan 198.


Sangat jelas berhala menjadi Thaghut, padahal berhala itu dibuat oleh manusia (191),

tidak mampu memberikan pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan dirinya sendiri (192),

tidak dapat memperkenankan seruan/permintaan (193),

mahluk lemah (194),

tidak memiliki kemampuan apa-apa (195).






3. Manusia, simak Qs 9:31

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan juga mempertuhankan Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." Praktek menyembah manusia dilakukan oleh kaum nasrani, disamping mereka menyembah nabi Isa, mereka menyembah rahib-rahib mereka. Praktek menyembah manusia banyak juga dilakukan di Indonesia, khususnya mendatangi kuburan, meminta rizki, nomor buntut, keselamatan dsb.

4. Hawa nafsu, lihat pembahasan aqidah (1) uaitu Qs 25:43. Dipertegas lagi pada Qs 45:23 sbb:

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya dan Allah membiarkannnya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan penutupan atas penglihatannya? ..."

5. Aturan selain aturan Allah. Simak Qs 4:61

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut (ctt: thaghut dalam arti hukum selain hukum Allah - lihat ctt Terjemahan Dept. Agama), padahal mereka telah diperintahkan mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." Menetapkan sesuatu tidak berdasarkan hukum Allah, berarti mengikuti thaqhut. Allah menciptakan manusia, Allah paling tahu karakteristik ciptaanNya, kemudian Allah turunkan aturan-aturan (hukum-hukum) berdasarkan fitrah ciptaanNya, maka Hukum Allah paling tepat buat ciptaanNya itu. Berhukum selain hukum Allah berarti melanggar fitrah. Firman Allah yang memperkuat sbb: "Wa man la yahkum bima anzalallah faulaika humul kafirun" (tolong dicek ayat ini ada di surat mana") artinya: siapa yang berhukum selain hukum Allah dia kafir

6. Benda-benda alam spt batu, bintang, matahari, hewan dsb. (masuk ketegori berhala)

1 komentar: